- Menurut WHO, 65,5% pria Indonesia merokok. Menjadikan Indonesia salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia.
- Asap rokok mengandung >7.000 zat kimia berbahaya, termasuk benzena, formaldehida, dan amonia—berbahaya bukan hanya bagi perokok, tapi juga keluarga di sekitarnya.
- Second-hand dan third-hand smoke bisa menyebabkan kanker, gangguan paru, dan kematian dini—bahkan pada anak-anak dan non-perokok.
- Blueair dengan HEPASilent™ dan Dual Filter Protection mampu menyaring partikel asap serta menyerap gas kimia beracun secara efektif—melindungi kualitas udara dalam rumah.
Ada klaim beredar bahwa hanya 5% hingga 29% pria Indonesia adalah non-perokok. Angka 5% ini sangat mungkin salah paham – mungkin tertukar dengan persentase perokok perempuan yang memang sekitar 2–5% saja. Data resmi menunjukkan proporsi pria non-perokok jauh lebih besar daripada 5%. Menurut survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 hasil kerjasama Kemenkes RI dan WHO, 65,5% pria dewasa Indonesia menggunakan produk tembakau (termasuk rokok). Artinya, sekitar 34,5% pria tidak merokok sama sekali. Sumber lain seperti Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat sekitar 56,4% pria Indonesia merokok pada 2023, yang berarti sekitar 43,6% pria adalah bukan perokok. Meskipun perbedaannya bisa bervariasi tergantung definisi (apakah merokok harian atau hanya kadang-kadang), jelas bahwa lebih dari seperempat pria Indonesia tidak merokok, bahkan mendekati sepertiga atau lebih.
Dibanding negara lain, prevalensi perokok di Indonesia memang sangat tinggi. WHO menyebut 65,5% pria dewasa Indonesia merokok – salah satu yang tertinggi di dunia. Bahkan beberapa estimasi menyebut angka mendekati 76% pria dewasa adalah perokok, tertinggi secara global. Tak heran jika Indonesia menempati peringkat ketiga jumlah perokok terbesar di dunia (setelah Tiongkok dan India). Dengan populasi besar dan tingginya kebiasaan merokok, Indonesia menyumbang puluhan juta perokok aktif. Jadi, klaim bahwa hanya 5% pria yang non-perokok jelas keliru. Faktanya, sekitar 25–40% pria Indonesia tidak merokok, meskipun mayoritas lainnya memang merokok.
Bahaya Asap Rokok bagi Perokok Aktif, Pasif (Second-Hand), dan Pasif Sisa (Third-Hand)
Kita sering dengar bahwa merokok berdampak buruk bagi kesehatan, tapi penting untuk memahami seberapa luas bahaya asap rokok, bukan hanya bagi si perokok aktif tapi juga orang-orang di sekitarnya. Menurut WHO, rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, di mana 250 di antaranya beracun dan setidaknya 69 diketahui dapat menyebabkan kanker. Ketika rokok dibakar, semua zat berbahaya itu tersebar di udara sebagai bagian dari asap rokok.
Perokok aktif tentu terpapar langsung racun ini. Namun, perokok pasif (second-hand smoker) juga menghirup campuran asap yang keluar dari rokok dan yang diembuskan perokok. Asap rokok bekas ini mengandung lebih dari 7.000 senyawa kimia (gabungan asap utama dan samping); 250 lebih di antaranya terbukti berbahaya, dengan sedikitnya 69 zat karsinogenik. Akibatnya, orang yang sering menghirup asap rokok orang lain berisiko terserang berbagai penyakit mirip dengan perokok aktif. Paparan asap rokok dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru, kanker payudara, penyakit jantung, stroke, hingga penyakit pernapasan kronis.
Anak-anak adalah kelompok yang sangat rentan. Bayi dan anak kecil yang tinggal serumah dengan perokok lebih mudah terkena asma, infeksi paru (bronkitis, pneumonia), infeksi telinga, dan bisa mengalami gangguan pertumbuhan paru. Bahkan, bayi yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS) dan komplikasi pernapasan. Semakin sering dan lama seseorang (apalagi anak-anak) menghirup asap rokok orang lain, semakin tinggi kadar racun yang terakumulasi di tubuhnya. WHO mencatat, tiap tahun sekitar 1,2 juta kematian di dunia disebabkan oleh paparan asap rokok pada non-perokok (perokok pasif). Jadi, rokok tidak hanya “membunuh” si perokok, tetapi juga bisa mematikan orang-orang tercinta di sekitarnya.
Lebih mengerikan lagi, residu asap rokok yang menempel di lingkungan pun berbahaya. Istilah “third-hand smoke” mengacu pada sisa racun rokok yang melekat di permukaan furnitur, tirai, baju, karpet, atau debu di dalam ruangan. Partikel dan zat kimia dari asap rokok dapat bertahan berhari-hari bahkan berbulan-bulan setelah rokok terakhir dipadamkan. Penelitian menemukan debu di rumah perokok mengandung senyawa karsinogen seperti NNK (turunan nikotin penyebab kanker paru) dan PAH (polyaromatik hidrokarbon). Residu ini bisa mengakibatkan kerusakan DNA sel manusia dan seiring waktu dapat membentuk senyawa karsinogen baru. Artinya, walau sudah tidak ada yang merokok saat itu, racun yang menempel bisa terhirup lagi ketika debu beterbangan, terserap melalui kulit, atau tertelan tanpa sengaja, terutama oleh anak-anak yang suka memegang segala benda. Third-hand smoke menjadi ancaman tersembunyi bagi keluarga perokok.
Sebagai gambaran betapa beracunnya kandungan asap rokok, berikut beberapa zat kimia berbahaya utama yang terdapat di dalamnya dan efeknya bagi kesehatan keluarga:
Itu hanya beberapa contoh; masih ada ratusan racun lain dalam rokok (seperti karbon monoksida, arsenik, kadmium, hidrogen sianida, dll.) yang semuanya bisa mencemari udara di rumah dan membahayakan kesehatan keluarga. Tak ada tingkat paparan asap rokok yang aman – sedikit pun bisa merusak tubuh. Oleh karena itu, melindungi diri dan keluarga dari paparan asap rokok (aktif maupun pasif) adalah hal krusial.
Menjaga Kualitas Udara di Rumah: Solusi Realistis dengan Blueair
Mengingat bahaya di atas, solusi terbaik tentu berhenti merokok sepenuhnya. Namun, kami paham bahwa berhenti merokok bukan hal mudah dan butuh proses. Sambil menuju ke sana, ada langkah-langkah realistis yang bisa diambil untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan sehingga keluarga tetap lebih terlindungi. Misalnya, tidak merokok di dalam rumah atau mobil, membuka ventilasi/jendela untuk sirkulasi udara, dan menggunakan penyaring udara (air purifier) yang mumpuni untuk mengurangi polusi asap di dalam ruangan.
Salah satu opsi penyaring udara berkualitas adalah Blueair, yang teknologi dan fiturnya dirancang khusus mampu mengatasi polusi asap rokok. Blueair menggunakan teknologi filtrasi HEPASilent™ – kombinasi filtrasi elektrostatik dan mekanis – yang efektif menyaring partikel sangat halus dengan efisiensi hingga 99,7% untuk partikel sekecil 0,1 mikron. Partikel asap rokok, debu, dan alergen mikroskopis dapat ditangkap oleh filter ini sehingga udara lebih bersih. Bagi masalah bau dan gas kimia beracun dari asap, Blueair memiliki filter khusus bernama SmokeStop™ yang mengandung butiran karbon aktif berporositas tinggi. Filter karbon ini sangat efektif menyerap asap, bau, serta senyawa kimia berbahaya (VOC) dalam udara. Dengan berat karbon mencapai beberapa pon per filter, ditambah formula khusus (mengandung senyawa seperti magnesium dioksida dan tembaga oksida), filter SmokeStop™ mampu menyerap gas-gas beracun seperti formaldehida, benzena, amonia, dan lainnya yang ada dalam asap rokok. Hasil uji independen pun mengonfirmasi bahwa penyaring Blueair dapat menghilangkan asap rokok, bau, partikel, bahkan gas beracun seperti formaldehida dari udara dalam ruangan.
Untuk perlindungan maksimal, Blueair juga menawarkan DualProtection filter yang menggabungkan filter partikel dengan lapisan karbon aktif berbahan coconut carbon yang sangat halus. Filter ganda ini dirancang untuk menyerap polutan gas dan asap hingga 4 kali lebih cepat dibanding filter biasa. Artinya, senyawa-senyawa berbahaya dari asap rokok dapat lebih cepat dibersihkan dari udara, sebelum sempat terhirup anggota keluarga. Kelebihan lain, pembersih udara Blueair bekerja senyap (tidak bising) dan hemat energi, sehingga bisa dinyalakan terus menerus tanpa mengganggu aktivitas atau tidur.
Dengan menggunakan penyaring udara yang tepat, kualitas udara dalam rumah dapat terjaga meski ada anggota keluarga yang merokok. Blueair membantu mengurangi paparan racun rokok di dalam ruangan secara signifikan – ini tentu lebih baik untuk kesehatan istri, anak, atau penghuni rumah lainnya. Udara dalam rumah akan terasa lebih segar, bebas bau asap, dan Anda pun lebih tenang karena tahu keluarga menghirup udara yang lebih sehat. Tentu saja, upaya ini sebaiknya diiringi dengan langkah mengurangi konsumsi rokok atau merokok di area terbuka. Namun, memiliki solusi filtrasi udara seperti Blueair adalah langkah proaktif dan realistis untuk melindungi keluarga dari dampak buruk asap rokok tanpa terkesan menggurui. Dengan informasi dan teknologi yang tepat, kualitas hidup bisa ditingkatkan sedikit demi sedikit – udara bersih di rumah adalah hadiah tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.
Sources:
Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan
Data Persentase Perokok di Indonesia (2015-2023)
Tobacco smoking and risk of all-cause mortality in Indonesia - PMC
Mengenal HPHC dalam Rokok Beserta Bahaya yang Ditimbulkan - Alodokter
Ministry of Health and WHO release Global Adult Tobacco Survey Indonesia Report 2021
- Blueair Classic 490i Air Purifier with DualProtection (Particle + Coconut Carbon) Filter - Medium Room - 40 M²Special Price Rp. 11,358,000 Regular Price Rp. 12,620,000
- Blueair DustMagnet™ 5440i Air Purifier with Particle + Carbon Filter - Medium Room - 33 m²Special Price Rp. 9,792,000 Regular Price Rp. 10,880,000
- Blueair Blue 3610 Air Purifier with Particle + Carbon Filter - Large Room - 51 m²Special Price Rp. 8,712,000 Regular Price Rp. 9,680,000
- Blueair Classic 690i Air Purifier with DualProtection (Particle + Coconut Carbon) Filter - Extra Large Room - 72 M²Special Price Rp. 16,182,000 Regular Price Rp. 17,980,000
- Blueair Cabin P2i Car Air Purifier with Particle + Carbon FilterSpecial Price Rp. 5,112,000 Regular Price Rp. 5,680,000