- Jumlah kasus dan kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia meningkat tiga kali lipat dari Januari hingga April 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan 343 orang meninggal menurut Kementerian Kesehatan.
- Terdapat beberapa tindakan preventif yang direkomendasikan untuk penanggulangan demam berdarah (DBD) yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi.
- Repellent nyamuk yang terbuat dari bahan alami seperti minyak sereh dan serai wangi bisa efektif untuk menghindari gigitan nyamuk.
- Aromaterapi diffuser dari Stadler Form dapat menjadi metode alternatif yang efektif untuk mencegah nyamuk DBD.
Indonesia saat ini mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus dan kematian akibat demam berdarah dengue (DBD). Selama Januari hingga April 2024, tercatat peningkatan tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah kematian akibat DBD telah mencapai 343 orang. Peningkatan kasus DBD ini dipicu oleh penyebaran virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang biasanya aktif pada pagi dan sore hari.
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejala DBD meliputi demam tinggi, sakit kepala, serta nyeri tulang dan otot. Jika tidak ditangani dengan tepat, DBD dapat membahayakan nyawa.
Kasus DBD tahun ini melonjak sebagai dampak dari fenomena alam El Niño dan perubahan iklim yang terjadi. El Niño, yang dimulai pada pertengahan tahun lalu, menyebabkan air hangat naik ke permukaan Lautan Pasifik, menghasilkan tambahan panas yang signifikan dalam atmosfer.
Dampaknya, kemarau pada tahun 2023 menjadi lebih kering dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan curah hujan yang rendah. Hal ini menyebabkan puncak musim hujan terjadi pada awal tahun 2024, bergeser dari waktu yang biasanya terjadi.
DBD dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa, dan penyebarannya dapat ditekan dengan mengurangi populasi nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan mengurangi populasi nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Salah satu langkah yang efektif adalah dengan menghilangkan genangan air di sekitar rumah, karena genangan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Memeriksa secara teratur tanda-tanda berkembang biaknya nyamuk dan mengambil langkah-langkah yang sesuai seperti fogging dan menaburkan bubuk larvasida untuk membasmi jentik juga dapat membantu mengurangi populasi nyamuk. Memberantas sarang dan telur nyamuk tetap merupakan upaya utama.
Untuk mengurangi risiko demam berdarah dengue (DBD), pemerintah Indonesia telah meluncurkan kampanye 3M (Mengurangi, Menghilangkan, dan Mengawasi) dengan tujuan mengurangi populasi nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Kampanye ini biasanya dilakukan pada skala besar, seperti di tingkat kampung, kecamatan, dan R.T.
Selain menggunakan repellent nyamuk berbahan alami, ada beberapa cara lain untuk mengurangi risiko DBD:
- Mengenakan pakaian yang longgar dan panjang: Pakaian yang longgar dan panjang dapat membantu mencegah gigitan nyamuk.
- Menggunakan kain yang tidak meninggalkan kulit terbuka: Pakaian yang tidak meninggalkan kulit terbuka dapat membantu mencegah gigitan nyamuk.
- Menggunakan krim anti-nyamuk: Gunakan krim anti-nyamuk yang berbasis DEET atau picaridin untuk mencegah gigitan nyamuk.
- Menggunakan layar pada jendela dan pintu: Gunakan layar pada jendela dan pintu untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
- Menggunakan insektisida: Gunakan insektisida yang berbasis DEET atau picaridin untuk mencegah nyamuk di rumah.
Salah satu cara yang efektif secara individu untuk mengatasi masalah gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan repellent yang terbuat dari bahan alami, seperti minyak sereh dan minyak serai wangi. Minyak sereh mengandung minyak serai wangi yang sering digunakan dalam repellent nyamuk komersial. Selain itu, minyak sereh juga dianggap aman bagi manusia dan lingkungan, menjadikannya pilihan populer bagi mereka yang mencari alternatif alami untuk repellent nyamuk yang umumnya mengandung bahan kimia.
Selain penggunaan repellent secara langsung, diffuser juga bisa menjadi alat alternatif yang membantu mengatasi masalah gigitan nyamuk. Diffuser berfungsi untuk mengubah minyak esensial menjadi uap wangi atau aromaterapi, sehingga lebih mudah dihirup.
Aroma diffuser dari Stadler Form memberikan aroma esensial yang menenangkan dan membantu relaksasi keluarga Anda selama di rumah. Aroma diffuser dari Stadler Form memiliki beberapa varian yaitu Nora, Mia dan Julia. Masing masing varian memiliki keunggulan yang dapat melengkapi momen hangat bersama keluarga.
Nora Aroma Diffuser dapat beroperasi hingga 18 jam saat digunakan secara portabel dengan baterai isi ulang bawaannya. Dilengkapi dengan permainan cahaya berwarna amber yang menenangkan menyerupai api, Nora tidak hanya memperindah ruangan, tetapi juga memberikan sentuhan keselarasan yang sempurna.
Mia Aroma Diffuser adalah perangkat kecil yang dapat membuat ruangan Anda harum dan nyaman. Anda hanya perlu meneteskan essential oil ke dalam air, colokkan ke listrik, dan hidupkan. Dengan teknologi ultrasonik, Mia mengubah minyak menjadi uap halus tanpa suara, bekerja hingga 10 jam dengan satu pengisian air.
Julia Aroma Diffuser adalah teman setia untuk menciptakan aroma ruangan yang nyaman. Cukup tambahkan essential oil ke dalam air, pasang ke listrik, dan aktifkan. Dengan teknologi ultrasoniknya, Julia menghasilkan uap halus tanpa suara yang dapat dinikmati hingga 54 jam dengan satu pengisian air.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, individu dapat mengurangi risiko terkena demam berdarah dengue.
Secara keseluruhan, peningkatan kasus DBD di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko DBD dan cara mengurangi risiko tersebut. Dengan menggunakan repellent nyamuk berbahan alami dan mengurangi populasi nyamuk, masyarakat dapat mengurangi risiko DBD serta menghindari kematian akibat penyakit ini.
