Sinar UV Pada Pembersih Udara, Baik atau Berbahaya?

  •  
  • Sinar Ultraviolet (UV) bermanfaat bagi kesehatan manusia, namun juga sangat berbahaya jika paparan sinar berlebihan.
  • Walau efektif dalam menonaktifkan mikroorganisme, sinar UV kurang tepat jika diaplikasikan pada pembersih udara, karena tidak memiliki efek apapun terhadap penyaringan mikropartikel dan dan penyerapan gas-gas, bahkan dapat menimbulkan efek samping berbahaya ozon.
  • Pembersih-pembersih udara berbasis HEPA seperti Blueair HealthProtectTM yang teruji dapat menghilangkan 99,97% SARS-CoV-2 virus, justru disarankan oleh pakar kesehatan seperti US EPA.
  •  

    Baru-baru ini, tepatnya pada hari Selasa, 24 April 2023, Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) menghimbau masyarakat Indonesia untuk meminimalkan paparan terhadap sinar matahari mulai dari jam 10:00 pagi hingga jam 16:00 sore.

    Himbauan tersebut dikeluarkan untuk mengurangi risiko kesehatan publik akibat sinar Ultra Violet (UV) berintensitas tinggi yang diperkirakan akan melanda beberapa wilayah di Indonesia, terutama di ibu kota Jakarta. BMKG menyarankan bagi mereka yang beraktivitas di luar untuk menggunakan tabir surya (sun block) dengan minimal SPF 30 dan mengulanginya setiap 2 jam serta memakai pelindung seperti topi lebar dan kacamata hitam untuk mengurangi paparan sinar UV yang dapat mencapai tingkat 8-10 (UV Index).

    Sebenarnya sinar UV dari matahari memiliki bahaya maupun manfaat bagi kesehatan manusia. Salah satu manfaatnya adalah membantu tubuh memproduksi vitamin D yang penting untuk tulang yang kuat dan sehat. Namun, paparan berlebihan terhadap sinar UV juga dapat menyebabkan luka bakar matahari, penuaan kulit, kanker kulit, dan kebutaan.

     

     

    Dikarenakan sinar UV-C efektif membunuh virus dan bakteri, maka sering kali digunakan pada alat sterilisasi. Banyak perusahaan pembersih udara menawarkan produk dengan menggunakan lampu UV-C dengan menyatakan bahwa sinar dari alat tersebut dapat membunuh kuman dan bakteri. Namun, pada nyatanya apakah UV-C pada pembersih udara efektif atau malah berbahaya?

     

    Pembersih udara dengan Sinar UV apakah efektif?

    Walau efektif dalam menonaktifkan mikroorganisme seperti bakteri dan virus, sinar UV-C tidak memiliki kemampuan untuk menghilangkan atau menetralisir gas atau mikropartikel dari udara. Sehingga, pembersih udara berbasis UV-C yang tidak menggunakan filter sebagai media penyaringan, tidak akan dapat menyaring polutan udara yang biasa ditemukan di dalam rumah; alergen seperti debu dan serbuk sari, serta polutan, bakteri, dan virus.

    “Pembersih udara berbasis UV-C terutama difokuskan pada biologis. Jadi Anda tidak menghilangkan partikel, Anda tidak menargetkan gas apa pun. Anda hanya mencoba untuk menonaktifkan mikroba,” kata Emily Jones, seorang peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health. Untuk menghilangkan mikropartikel dan gas dari udara, media filter seperti filter HEPA atau filter karbon aktif diperlukan.

     

     

    Walaupun sinar UV-C berpotensi untuk menonaktifkan mikroorganisme, aplikasinya di pembersih udara mungkin tidak akan efektif kata Patricia Fabian, seorang profesor kesehatan lingkungan di Boston University School of Public Health, karena beberapa faktor seperti intensitas sinar, jangka waktu eksposur dan jarak. Dengan kata lain, agar sinar UV-C efektif dalam menonaktifkan mikroorganisme di pembersih udara, intensitas sinarnya harus cukup kuat dan mikroorganisme harus terpapar dalam jangka waktu yang cukup lama pada jarak yang dekat.

    Di tengah pandemi COVID-19, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (Environmental Protection Agency, US EPA) mengeluarkan advisory statement sebagai berikut, “Pembersih udara sinar UV yang dirancang untuk digunakan di rumah biasanya tidak memberikan dosis UV yang cukup untuk secara efektif membunuh atau menonaktifkan sebagian besar mikroorganisme di udara karena periode paparan terlalu singkat dan/atau intensitasnya terlalu rendah. Dengan demikian, pembersih udara sinar UV tampaknya tidak efektif sebagai perangkat kontrol tunggal. Ketika digunakan, sebaiknya digunakan sebagai alat tambahan - bukan sebagai pengganti - sistem filtrasi partikel konvensional, karena pembersih udara sinar UV tidak benar-benar menangkap atau menghilangkan partikel.”

    Selanjutnya, beberapa pembersih udara yang menggunakan sinar UV berpotensi mengeluarkan ozon sebagai produk sampingan. EPA menyatakan bahwa orang tidak boleh membeli pembersih udara yang mengeluarkan ozon karena memiliki efek negatif pada kesehatan.

     

    Pembersih Udara yang telah teruji membunuh virus SARS-COV-2

     

     

    Maka dari itu pentingnya memakai pembersih udara yang memiliki HEPASilentTM yang memiliki serat polipropilena ultra-tipis dengan berbagai ukuran dan lapisan diatutkan bersama mengunci partikel. Filter akan menangkap polen, debu dan dander binatang serta partikel kecil seperti mikroplastik dan asap. Teknologi ini dimiliki pembersih udara dari Blueair.

    Dengan teknologi HEPASilentTM, pembersih udara Blueair membuat partikel udara menerima muatan listrik yang menyebabkan menempel lebih cepat dan mudah ke filter polipropilena. Hal ini mengakibatkan filter menjadi kurang padat. Kepadatan yang rendah membuat kipas mendorong melalui lebih banyak udara dengan lebih sedikit tekanan, mengurangi kebisingan dan konsumsi energi yang rendah. Kombinasi pengisian daya listrik dan aliran udara menonaktifkan virus serta bakteri.

     

     

    Pembersih udara Blueair teruji mampu menghilangkan 99,97% virus SARS-CoV-2 dari udara dan telah direkomendasikan oleh 7 dari 10 pakar kesehatan dalam survei UK Health Professional Academy. Dalam berbagai pengujian oleh Consumer Report dan TestFakta, pembersih udara Blueair secara konsisten menunjukkan performa terbaik. Sebagai spesialis pembersih udara, Blueair bahkan menjadi merek pembersih udara yang paling banyak mendapatkan penghargaan di Amerika Serikat.

    Percayakan pilihan Anda untuk kesehatan dengan memakai pembersih udara Blueair yang telah teruji secara professional.

    Share:

    Posted in Polusi udara

    Search engine powered by ElasticSuite