Polusi Udara di Dalam Ruangan - Lebih Berbahaya dari Luar Ruangan

  • Polusi Udara di Luar Ruangan Selalu Dianggap Berbahaya
  • Jangan Salah, Polusi Udara di Dalam Ruangan Justru Bisa Lebih Berbahaya
  • Polutannya Tidak Bisa Dilihat Oleh Kasat Mata
  • Kantor dan Kelas Merupakan Contoh Ruangan yang Tinggi Polusi Udara
  • Cara Membersihkan Udara di Kantor dan Kelas


Tingkat polusi udara di Jakarta, selalu tinggi. Bahkan pada tiga bulan terakhir, kita seakan tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan udara bersih sedikit pun. Jakarta malah dinobatkan sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Contohnya pada Senin 9 September saja, tingkat kualitas udara (Air Quality Index (AQI)) di Jakarta berada di angka 192. Kecurigaan kita selama ini setelah melihat kelabunya awan di Jakarta, ternyata benar. Menurut situs pemantau kualitas udara Airview jika pada angka tersebut, udara di Jakarta dinyatakan tidak sehat untuk dihirup.

Banyak orang berbondong-bondong mengenakan masker dan penutup hidung lainnya. Mereka mencegah terhirupnya polusi udara masuk ke dalam tubuh. Tingginya polusi udara di Jakarta, akan berefek buruk kepada kesehatan. Penggunaan masker sendiri, merupakan pencegahan terhirupnya polusi udara.

Asap yang mengepul di udara, dan langit yang berubah kelabu, menjadi patokan kita menilai tingginya tingkat polusi udara di sebuah kota. Keadaan ini memang sangat berbahaya bagi kesehatan, tapi polusi udara yang tak kasat mata justru lebih membahayakan lagi. Partikel-partikel yang terkandung di dalam polusi udara itu berukuran 2,5 mikrometer/mikron. Partikel polusi udara tersebut, memang banyak ditemukan di luar ruangan. Tapi jangan salah, jika dibandingkan dengan udara di dalam ruangan, jumlahnya justru lebih banyak dan berbahaya.

Fakta ini, tentunya sangat memprihatinkan, terutama bagi penduduk Jakarta. Sebab, kita tidak hanya menghabiskan waktu di luar ruangan saja. Berbagai aktifitas seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain selalu dilakukan di dalam ruangan. US Environmental Protection Agency (EPA) menjelaskan, kita menghabiskan 90 persen waktu di dalam ruangan. Menurut penelitian mereka, polusi udara di dalam ruangan 2 hingga 5 kali lebih berbahaya dari polusi udara di luar ruangan.

Ini diperkuat dengan penemuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization (WHO)). Setidaknya 5,5 sampai 7 juta orang meninggal setiap tahunnya, karena menghirup udara tidak sehat. Parahnya lagi, dari angka tersebut, mereka menemukan 4 juta diantaranya meninggal karena menghirup udara tidak sehat di dalam ruangan. Seperti di dalam rumah, di kantor, di sekolah-sekolah, dan di gedung-gedung lain. Lokasi yang kita pikir aman, justru sangat berbahaya bagi kesehatan mereka yang ada di dalamnya.

Ada berbagai macam senyawa berbahaya yang beterbangan di dalam ruangan. Ukurannya mencapai hingga 0,3 mikron. Polutan tersebut tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, alias harus menggunakan alat bantu pengelihatan seperti mikroskop. 

 

Mengenal Polutan yang Ada di Dalam Ruangan

 

Menurut EPA, polutan dengan ukuran 2,5 mikron tidak bisa disaring oleh saluran pernapasan manusia. Partikel itu menembus paru-paru, dan masuk ke aliran darah. Oleh jantung, polusi udara yang masuk, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.Tidak hanya menjadi penyebab dan parahnya asma, partikel polusi udara juga bisa memicu penyakit lain. Seperti, penyakit jantung, pemicu serangan jantung, irama jantung tidak karuan, hingga kematian secara tidak wajar.

 

Ruangan Dengan Tingkat Polusi Tinggi

 

Polutan tidak hanya ditemukan di dalam rumah saja, tapi juga beberapa ruangan lainnya seperti kantor, dan sekolah. Arsitektur yang ada di sebuah gedung, terkadang tidak memungkinkan untuk pemasangan ventilasi terlalu banyak. Ini membuat debu-debu mikron yang masuk, terperangkap dan tidak bisa tersirkulasi keluar.

Alexandra Thompson, Jurnalis Kesehatan Mail Online di London, melaporkan bahwa ruang kelas memiliki tingkat polusi udara lebih tinggi daripada di luar ruangan. Menurutnya, beberapa sekolah dasar dan tempat penitipan anak, terancam mengandung partikel halus di udara lebih tinggi. Keadaan akan semakin parah, jika lokasi sekolah berada di jalan utama yang sering dilewati oleh kendaraan. Polusi udara masuk, dan terperangkap di dalam.

Polusi udara berupa partikel-partikel halus, biasanya diproduksi oleh beberapa peralatan yang ada di dalam ruangan. Contohnya toner, yang ada di mesin pencetak anda, baik itu printer, mesin fotocopy, atau mesin faks. Tinta yang dikeluarkan, tidak seluruhnya melekat di kertas yang kita inginkan. Beberapa partikel kecin berukuran mikron itu, juga beterbangan ke udara menjadi polusi udara.

Selain berupa partikel, polusi udara di dalam ruangan juga bisa berbentuk gas. Salah satunya berasal dari penggunaan zat kimia di dalam ruangan. Polutan itu, dikenal dengan sebutan senyawa organik mudah menguap (Volatile Organic Compunds (VOC)). Senyawa ini memiliki titik didih yang sangat rendah, material itu menguap ketika terkena suhu ruangan.

Sumber dari VOC juga bermacam-macam, ada yang berasal dari cairan pembersih lantai atau karbol. Cairan ini memiliki senyawa fenol, atau benzena di dalamnya. Ketika terkena suhu ruangan, cairan itu akan menguap menjadi gas. Senyawa tersebut dikategorikan sebagai karsinogen, yang bisa menyebabkan kanker jika pemaparannya terlalu tinggi.

Sumber lainnya, bisa berasal dari cairan plitur kayu di perabotan. Ada kandungan, etanol, dan formaldehida yang terkandung dalam plitur kayu. Ini membuat cairan tersebut menguap, ketika terkena suhu ruangan. Reaksi ini biasa ditandai dengan baunya yang menyengat, bau ini lah yang kemudian dikategorikan sebagai VOC.

Selain itu, ada pula beberapa polutan yang berasal dari spora jamur. Jamur tumbuh karena tingginya kelembaban udara di dalam suatu ruangan. Tingkat polusi udara juga dipengaruhi oleh kelembaban udara yang ada di dalamnya. Jika terlalu lembab, perabotan akan dipenuhi jamur dan menyebabkan polusi udara. Jika terlalu kering, polutan-polutan tersebut akan lebih mudah beterbangan tertiup angin, menjadi penyebab polusi udara. Idealnya, kelembapan udara harus dijaga di antara kisaran 45 - 65% (RH).

 

Cara Mengurangi Tingginya Polusi Udara di Dalam Ruangan

 

Salah satu cara paling mudah, untuk mengurangi tingkat polusi udara, adalah dengan memberikan ventilasi di ruangan. Ini akan membuat udara tidak statis berada di dalam satu ruangan saja. Adanya ventilasi, bisa membuat udara bersirkulasi dan membuang polutan yang ada di dalam. Hanya saja, saat ini arsitektur beberapa bangunan di kota cenderung tertutup rapat. Membuat udaranya terperangkap di dalam.

Cara ini juga tidak akan efektif, bila tingginya polusi udara yang masuk lebih banyak ketimbang udara yang keluar. Terutama bila sekolah, atau gedung perkantoran tersebut berada di jalan-jalan utama padat lalu lintas. Polutan akan terus masuk, menambah polusi udara yang sudah tinggi di dalam ruangan.

Pengurangan asap yang masuk ke dalam ruangan, bisa dicegah dengan mengurangi perokok di sekitarnya. Jika berada di gedung perkantoran, sediakan tempat smoking room tersendiri bagi para perokok. Sehingga, asap yang diproduksi oleh rokok tersebut, tidak terhirup oleh orang lain. Namun, pengurangan tersebut pun tidak signifikan. Karena polusi udara di dalam ruangan sendiri, terdiri dari 84 persen polusi udara dari luar ruangan.

Satu-satunya cara paling efektif, adalah dengan menggunakan air purifier (alat pembersih udara). Dengan meletakan air purifier yang cocok dengan luas ruangan, alat ini dengan sendirinya mengganti polusi udara dengan udara bersih. Cukup menyalakan alat pembersih udara itu, seisi ruangan bisa menikmati udara bersih seketika.

Air purifier yang bagus memproduksi Clean Air Delivery Rate (CADR (Produksi Udara Bersih) yang tinggi. Ada standar tersendiri yang harus dipenuhi oleh sebuah alat pembersih udara dalam memproduksi udara bersih. Standar tersebut, ditetapkan oleh Association of Home Appliance Manufacturer (AHAM). Tanpa adanya sertifikat dari AHAM, sebuah alat pembersih udara masih belum dianggap mampu membersihkan udara di dalam ruangan dengan efektif.

 

SOLUTIONS


Share:

Posted in Polusi udara

Search engine powered by ElasticSuite