Kualitas Udara Terkini di Jakarta

 

  • Jakarta menduduki peringkat no. 1 untuk kota dengan polusi udara tertinggi se-Asia Tenggara menurut catatan indikator PM2.5.
  • Partikel mikroskpik udara (PM2.5, PM10), VOC dan ozon permukaan merupakan polutan di udara yang berasal dari emisi karbon bahan bakar, baik dari kendaraan maupun sektor industri.
  • Menggunakan pembersih udara berbasis HEPA dan karbon aktif merupakan solusi protektif terhadap polusi partikel mikroskopik udara maupun VOC penyebab ozon.

Baru-baru ini dikabarkan bahwa Jakarta merupakan kota dengan polusi udara tertinggi se-Asia Tenggara, dimana indikator tingkat polusi partikel PM2.5 pada tahun 2018 tercatat sebesar 45.3 mikrogram per kubik udara, naik 52% dari 29.7 mikrogram per kubik udara di tahun 2017, sedangkan nilai yang direkomendasikan oleh WHO untuk ambang batas paparan rata-rata per tahun, adalah hanya 10 mikrogram per kubik udara, sehingga mencapai 4.5 kali diatas batas aman/sehat yang direkomendasikan oleh WHO.

Partikel mikroskopik berukuran 2.5 mikron atau pada umumnya disingkat menjadi PM2.5 merupakan indikator tingkat polusi udara, yang kebanyakan dihasilkan dari aktivitas transportasi seperti mobil, truk, bus dan kendaraan bermotor lain. PM2.5 akan semakin meningkat seiring bertambahnya volume kendaraan di jalan (terlihat dari bertambah macetnya jalanan di Jakarta). Penyumbang PM2.5 lainnya yaitu dari sektor industri, berupa emisi  dari cerobong asap pabrik berbahan bakar minyak bumi, gas alam dan batu-bara, pembangkit listrik.

Selain partikel PM2.5, polutan udara lainnya adalah gas ozon permukaan. Ozon dihasilkan dari reaksi fotokimia (dengan bantuan sinar matahari) antara karbon monoksida (CO) dengan senyawa organik yang mudah menguap (VOCs) dan Nitrogen Oksida (NOx=NO+NO2). Ozon permukaan berdampak negatif terhadap fungsi paru-paru manusia (pernapasan), masalah kardiovaskular, keseimbangan hutan, pertanian dan lingkungan.  Meskipun sangat berbahaya, masalah polutan ozon di Indonesia masih belum mendapat perhatian serius baik dari masyarakat umum ataupun pmerintah.

Tidak sedikit orang beranggapan bahwa permasalahan udara ini hanya berdampak pada lingkungan luar (outdoor), namun faktanya, kualitas udara di dalam ruangan justru jauh lebih buruk daripada udara di luar ruangan, bahkan hasil penelitian menyatakan bisa mencapai 5x lebih buruk. Asap rokok, asap memasak (goreng-bakar), dan udara kotor yang masuk dari luar ruangan merupakan sumber polutan PM2.5 yang dapat membahayakan anggota keluarga kita yang berada di dalam ruangan, selain itu, bahan-bahan kimia yang sering kita pakai sehari-hari seperti karbol, parfum, dan pengharum ruangan juga tanpa disadari merupakan penghasil VOC di ruangan kita.

Dengan melihat kondisi tersebut, maka salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi paparan polusi udara adalah dengan menjaga kualitas udara di dalam ruangan, selain karena sulit mengontrol udara di luar ruangan, meluangkan waktu lebih banyak di dalam ruangan menjadi alasan yang tepat untuk lebih fokus menjaga tempat tinggal kita dari polutan berbahaya.

Baca Juga: Ancaman Polusi Udara Pada Anak

Menggunakan alat pembersih udara yang berkualitas dapat menjadi solusi untuk mengurangi polutan berbahaya di ruangan kita. Gunakan Pembersih udara yang memiliki filter HEPA untuk mengurangi paparan polutan PM2.5 dan karbon aktif  untuk menyerap VOCs di ruangan agar mencegah terbentuknya reaksi ozon permukaan. Tak kalah penting juga adalah pastikan Pembersih udara yang digunakan tidak menambah tingkat polusi atau menghasilkan zero ozone, karena gas ini sangat berbahaya apabila digunakan di ruangan. Be careful of the unseen killer, polutan ozon benar-benar berbahaya!

SOLUTIONS


 

Share:

Posted in Polusi udara

Search engine powered by ElasticSuite