Seberapa Jahatkah Polusi dalam Ruangan?

  • WHO: Polusi udara dalam ruangan memakan korban sebanyak 4,3 juta jiwa, sedangkan polusi udara luar ruangan sebanyak 3,7 juta jiwa.
  • Allergy Cosmos: Sekitar 90% manusia memilih menghabiskan waktu di dalam ruangan daripada di luar ruangan.
  • Polutan dalam ruangan datang dari asap makanan, rokok, dupa bakaran, kulit manusia, bulu binatang peliharaan, debu, emisi mesin elektronik, deodoran, sampai cairan pembersih.

Tak banyak yang mengetahui kenyataan ini: menurut data the Enviromental Health Program dari the World Health Organization (WHO) di Indonesia, polusi udara saat ini telah banyak menyebabkan kematian manusia setiap tahunnya. Namun yang lebih mencengangkan lagi, polusi udara dalam ruanganlah yang nyatanya paling banyak merenggut nyawa hingga sebanyak 4,3juta jiwa, dibandingkan polusi udara luar ruangan yang memakan korban lebih kecil, yaitu 3,7 juta jiwa.

Sungguh mengejutkan, apalagi Allergy Cosmos situs hidup sehat yang meneliti polusi udara mendata bahwa sekitar 90% manusia memilih menghabiskan waktu di dalam ruangan ketimbang di luar ruangan. Kemacetan lalu lintas, udara panas, tingkat kelembapan, dan polusi udara membuat mereka memilih diam di dalam ruangan dan menutup rapat semua jendela.

Padahal di dalam ruang tertutup itulah polutan tidak bisa lari ke mana pun, sehingga udara di dalam ruangan menjadi lima kali lebih jahat dibandingkan udara di luar ruangan: mengandung partikel yang terlihat seperti asap sampai partikel tidak kasat mata yang berukuran 2,5 dan 0,1 mikrometer (PM2.5, PM0.1). Partikel tidak kasatmata, atau sering disebut ultrafine particle, membawa risiko kesehatan terbesar karena bisa mengendap dalam paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah jika terhirup oleh hidung.

Polutan maupun zat asing dalam ruangan yang bisa menimbulkan reaksi alergi, biasanya datang dari asap makanan, rokok, dupa bakaran, bulu binatang peliharaan, debu, emisi mesin elektronik, deodoran, sampai cairan pembersih yang mengandung formalin serta amonia. Belum lagi debu dan kotoran dari luar yang semakin memperburuk kualitas udara. Polutan, terutama ultrafine particle, bisa menyebabkan gangguan pernapasan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Membersihkan dengan vacuum cleaner saja tidak cukup. Sebagai solusi, Higienis Indonesia menyarankan penggunaan pembersih udara Blueair. Tidak hanya menghasilkan udara bersih lebih banyak dibanding produk-produk lain di kelasnya, Blueair pun memiliki tingkat efisiensi energi yang tinggi sehingga akan menghemat penggunaan listrik meski dioperasikan 24 jam nonstop. Udara bersih kini dapat Anda nikmati setiap saat!

Sale!

Share:

Posted in Polusi udara

Search engine powered by ElasticSuite